Kamis, 24 September 2015

Manusia Fotocopy

0

Konon, ada sebuah kisah yang tak jelas sumbernya berkisah tentang kunjungan Bill Clinton ke negeri Jepang pada masa pemerintahannya. Namanya juga anekdot, kita nikmati saja dan ambillah pelajaran dari kisahnya. Begini lengkapnya.
Setelah mendapat informasi dari sekretarisnya mengenai kunjungan Presiden Amerika itu, maka Perdana Menteri Jepang pun panik dan memanggil seorang guru bahasa inggris. Karena sebagaimana yang kita tahu, bagi masyarakat Jepang, bahasa inggris merupakan bahasa yang sangat jarang digunakan. Selain bukan bahasa utama, masalah dalam pelafalan kata sering kali menjadi masalah tersendiri bagi masyarakat Negeri Sakura jika sudah menyangkut bahasa Inggris. Maka tak terkecuali bagi perdana menteri, hal ini membuatnya khawatir dan memaksa diri untuk sedikit berlatih.
Dan seperti yang sudah dipersiapkan, sang
guru bahasa inggris pun datang menemuinya. Setelah belajar beberapa waktu dan mengalami kendala. Maka muncul ide bahwa sang perdana menteri ini hanya mempelajari beberapa kata yang cukup bertujuan untuk mencairkan suasana. Tidak lebih.
Maka sang guru pun memberikan beberapa kalimat saktinya, demi cairnya suasana di awal pertemuan nantinya.
“Tuan, mohon diingat, jika nanti Anda bertemu, tolong jabat tangannya dan kemudian tanpa ragu ucapkanlah“How Are You?”.”, begitulah jurus pertama yang diberikan sang guru bahasa inggris ini.
Dia pun melanjutkan, “Dan apapun jawabannya nanti, jawab saja dengan, “Me Too”.”
Mendapatkan short cut praktis seperti ini, tentu Perdana Menteri tadi senangnya bukan main. Sehingga selama dua minggu belakangan menuju kedatangan Bill Clinton pun ia hanya menghafalkan dua kalimat ini “How Are You?” dan “Me Too” ini saja dengan begitu antusiasnya.
Hingga hari yang dinanti pun tiba, bertemu lah kedua kepala negara ini dan saling sapa pun terjadi. Akan tetapi diluar dugaan, mungkin dipengaruhi karena faktor perasaan grogi dan kecemasan, Perdana Menteri pun bukannya mengatakan “How Are You?” pada sapaan pertamanya, melainkan menjadi “Who Are You?”.
Mendengar pertanyaan terakhir, Presiden Bill Clinton pun dengan maksud merendah menjawabnya dengan dengan jawaban “I am Hillary’s husband, and you?”
Maka sesuai dengan petunjuk sang guru bahasa inggris, Perdana Menteri ini pun menjawab dengan mantap, “Me too”. Dan tiba-tiba hening… hehehehehe..
Kisah di atas mungkin hanya sekedar anekdot tidak jelas atau mungkin hanya sebuah joke penghilang stress, namun jika kita cermati lebih jauh, selalu ada pelajaran dimana saja.
Bukankah kisah di atas tengah mengajarkan kepada kita pentingnya untuk tidak menjadi manusia “Me too”?. Karena bagaimana pun, kita adalah manusia yang unik satu dengan lainnya. Setiap kita pastilah memiliki sebuah kekhasan yang tak bisa kita dapatkan jika kita selamanya hanya menjadi manusia-manusia fotokopi alias manusia peniru saja. Belajarlah dengan benar dan mendalam tentang apapun. Jika harus meniru, tirulah dengan kepahaman agar kita tidak menjadi manusia-manusia Me Too.
Karena saya yakin Anda semua ingin menjadi manusia yang hebat, khas, unik dan diperhitungkan keberadaannya. Bukan manusia Foto kopi yang ditertawakan karena tak mengerti apa yang sedang Anda lakukan. Benar begitu?
“Me Too”..

Wallahu’alam..

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com